LATAR BELAKANG
Pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan
karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik
secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi peserta didik.
Dalam
(prayitno 2013) Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang penting diselengarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan -
kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan
mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap : (a.)
pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b.) pengugkapan sebab-sebab
timbulnya masalah belajar, dan (c.) pemberian bantuan pengentasan masalah
belajar. Dalam (juntika) Isi layanan dasar bimbingan bidang belajar sebagai
berikut :
- Contoh-contoh kegiatan belajar menurut ajaran agama, praktik kegiatan belajar menurut ajaran agama.
- Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar, cara-cara mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar, praktik cara-cara mengatasi kesulitan belajar yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar.
- Contoh-contoh pengaruh hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, cara-cara dan praktik pengembangan pengaruh positif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar, cara-cara dan praktik menghindari dan mengatasi pangaruh negatif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar.
- Contoh-contoh pengaruh nilai dan cara berperilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar, praktik mengembangkan pengaruh yang positif dan menghindari yang negatif perilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar.
- Contoh-contoh pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar; cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar, contoh-contoh pengaruh positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar, cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar, contoh-contoh pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar, cara-cara dan penerapan apresiasi seni terhadap kegiatan belajar.
- Motivasi, sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar di dalam dan di luar kelas, membaca cepat dan tepat, menyiapkan tugas, karya tulis, ulangan/ujian, belajar mandiri dan kelompok, mengunakan alat bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus, ensiklopedia, jurnal, computer untuk semua mata pelajaran), sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai program di SMP. Praktik pengembangan sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal, sikap, kebiasaan dan keterampilan brlajar secara optimal untuk mengusai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut, untuk penguasai bekal program pelajaran lebih lanjut.
- Contoh-contoh pengaruh positif dari gambarab kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan bekajar, cara-cara mewujudkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial.
- Contoh-contoh pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara dalam kegiatan belajar, cara-cara mewujudkan pengaruh system etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara dalam kegiatan belajar serta penerapannya.
Bimbingan yang bersifat prefentif (pencegahan) adalah pemberian
bantuan kepada siswa sebelum menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius.
Cara yang ditempuh bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik
dan menjaga situasi itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan
guru dan staf yang lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti
kedudukannya sehingga satu dengan yang lainnya tidak saling membenci. Salahudin (2012) mendefinisikan fungsi
preventif, yaitu fungsi yang berkaitan
dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
Demikian juga guru dalam menyampaikan materi harus
disesuaikan dengan keadaan anak. Minimal anak dan guru berusaha semaksimal
mungkin menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan terhadap guru dan
materi yang diberikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Dewa Ketut Sukardi
menjelaskan : Bimbingan berfungsi prefentif, pencegahan terjadinya atau
timbulnya masalah dari anak didik dan berfungsi preservation. Memelihara
situasi dan menjaga supaya situasi itu tetap baik.
Bimbingan bersifat Kuratif
Bimbingan yang bersifat kuratif yaitu uasaha bantuan
yang diberikan pada murid selama atau setelah murid mengalami persoalaan
serius. Dengan maksud utama agar murid yang bersangkutan terbebaskan dari
kesulitan. Dalam rangka pemberian bantuan yang diberikan secara sistimatis
kepada klien digunakan berbagai langkah dan tehnik agar orang yang bersangkutan
mampu untuk memecahkan segala problem yang dihadapi, apakah itu yang bersifat
pribadi yang mengganggu perasaan, frustasi dan menghadapi untuk menentukan pilihan
yang tepat sesuai dengan kemampuannya. Salahudin (2012) juga mendefinisikan fungsi penyembuhan, yaitu fungsi
bimbingan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan
upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.
Upaya yang dilakukan sekolah untuk menangani kenakalan
siswa dengan cara mengantisipasi agar kenakalan tersebut tidak terjadi semakin
jauh. Adapun kebijakan-kebijakan yang dialkukan oleh sekolah untuk mengatasi
kenakalan siswa antara lain :
- Kebijakan pemberian Sanksi yang bersifat mendidik
- Kebijakan pengembalian siswa pada orangtua berdasarkan atas data pelangaran yang telah diperbuat